Thursday, October 31, 2013

Cara Blusukan dan Pendampingan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan

Proses Pendampingan. Harus dikerjakan diatas dasar pengetahuan lokal, masyarakat lokallah yang memiliki pengetahuan, kearifan dan pengetahuan, dan peran fasilitator adalah untuk mendengar dan belajar dari masyarakat bukan mengajari masyarakat tentang problem dan kebutuhan mereka (Holland&Blackburn)

Kata-kata bijak seorang pemberdaya, kalau kita bukan bagian dari solusi pasti kita bagian dari masalah
Istilah blusukan sangat erat dengan nama jokowi, setelah beliau naik menjadi Gubernur DKI Jakarta, melihat. Mengamati, mendengar, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat apa dan bagaimana masyarakat mengalami dan mengatasi permasalahannya, hal ini juga sejalan dengan pemikiran filsafat Paulo Freire, yang memulai sesuatu dengan tindakan, kemudian memikirkan hasil tindakan apa dan bagaimana seharusnya, selanjutnya melakukan tindakan lagi, berpikir dan bertindak lagi terus menerus tiada henti.
Perempuan merupakan kelompok Mayoritas, tetapi dalam realitasnya perempuan adalah kelompok yang paling banyak termarginalkan, baik secara ekonomi, Sosial dan Budaya, maka mengentaskan kemiskinan perempuan masih menjadi sebuah pekerjaan besar, sekaligus pertanyaan besar yang belum terjawab secara tuntas, dari hal tersebut isiniastif untuk melakukan transformasi


dalam mengembangkan daya pikir kritis sekaligus melakukkan aksi transformasi
Program nasional Pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan salah satu kegiatanya adalah pengelolan dana bergulir, guna memberikan dukungan terhadap perempuan guna mengatasi masalahnya dengan memberikan permodalan dalam bentuk kegiatan SPP (Simpan Pinjam Khusus perempuan) tetapi tidak sedikit persoalan SPP, telah membuat para pemangku kebijakan kelimpungan dalam mengambil kebijakan untuk mengatasi tunggakan yang semakin membengkak di masyarakat, bahkan istilah Zero tunggakan menjadi tujuan,


sementara tujuan pembebasan untuk mengeluarkan perempuan dari kelompok marginal terlupakan.
Retorika pembelaan pendampingan akibat dari kesalahan sudut pandang, yang lebih menyudutkan lagi kelompok-kelompok perempuan, tampa melihat apa masalah yang di hadapi,tidak akan mungkin persoalan dapat terungkap ke permukaan, jika hanya di nilai dari luar berdasarkan angka-angka, tampa melihat factor, sistem dan struktur yang berlaku di masyarakat.
Fakta-fakta yang ada bahwa masyarakat belum mampu mengorganisasikan dirinya dengan baik untuk menyelesaikan masalahnya, dan inilah yang menjadi ketidak berdayaan masyarakat yang nyata (Jiem Ife, Community Developmen),
Pendekatan kebawah, bergaul dan blusukan ke masyarakat, adalah merupakan alternative yang dapat di terapkan dalam
mengungkap masalah yang ada, dengan cara ini ide-ide perubahan yang berasal dari masyarakat terbawah dapat diorgansisir
Masalah yang terus terjadi, menunjukkan bahwa masyrakat kita belum mampu mengorganisasi diri dengan baik untuk menyelesaikan masalahnya, inilah ketidak berdayaan masyarakat yang sesungguhnya, dan pengorganissaian inilah yang seharusnya di bentuk dan di perjuangkan
Dengan blusukan, manajemen control dapat di terapkan sedini mungkin, apa yang menjadi kendala dan harapan masyarakat, apakah betul masyarakat hanya membutuhkan pembangunan fisik dan permodalan saja, dan tidak membtuhkan yang lainya, seperti akses pasar dan akses-akses lainnya.

Demikian tulisan tentang Cara Blusukan dan Pendampingan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Dapatkan info menarik lainnya hanya di rianisyahriani01.blogspot.com